empat kepribadian dalam berkomunikasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Bagi seorang presenter Erwin Parengkuan, sukses dalam berkomunikasi itu tidak sekadar ditentukan oleh caranya, namun justru sangat ditentukan tipe kepribadian seseorang.
"Ada empat tipe kepribadian, yakni Si Gesit, Si Rinci, Si Kuat, dan Si Damai," ucap penulis buku 'Click! (Strategi Taktis Berkomunikasi dengan Berbagai Kepribadian)' itu.
Di hadapan sejumlah mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) dalam "Cosmopolitan Campus to Campus" di kampus itu, Kamis (15/9), pemain film "Berbagi Suami" (2006) itu menyebut salah satu dari keempat tipe kepribadian itu ada pada diri setiap orang.
"Karena itu, adalah penting kita mengenal diri kita sendiri, apakah kita masuk tipe kepribadian Si Gesit, Si Rinci, Si Kuat, atau Si Damai, lalu kita baru menentukan cara berkomunikasi yang pas agar sukses," kilahnya.
Pertama, Si Gesit adalah tipe kepribadian yang ceplas-ceplos, serba terburu-buru, ngomong dulu dan mikir belakangan, suka tren terbaru tanpa mikir cocok atau tidak, polos, tidak sabar, dan demonstratif. "Tapi, Si Gesit itu menyenangkan dan awet muda. Dia bisa awet muda, karena dia pemaaf. Dia pemaaf karena dia cepat lupa. Dia termasuk tipe ekstrovert dan cocok dengan pekerjaan sebagai PR (public relation)," katanya.
Kedua, Si Rinci adalah tipe kepribadian yang sangat rapi, necis dalam berpakaian, cara ngomong teratur, santun, tidak asal ngomong tapi berpikir dulu, suka detail, semua hal dihitung, serius, dan ingin selalu sempurna.

"Tapi, Si Rinci itu cenderung menahan diri, artistik, dan bisa frustrasi karena terlalu perhitungan, bahkan kalau berteman juga pilih-pilih. Dia termasuk tipe introvet dan cocok dengan pekerjaan seni," paparnya.
Ketiga, Si Kuat adalah tipe kepribadian yang tegas dalam berbicara, cenderung ingin menguasai, tidak suka mengumbar kata-kata, berani tampil, kemauan kuat, "mandiri banget" karena cenderung tidak membutuhkan orang lain, suka perubahan, pikirannya jauh ke depan, tidak mau "ribet" atau repot (praktis), dan tidak mudah akrab karena bergantung kebutuhan.
"Tapi, Si Kuat cenderung otoriter, self center, kayak robot, tidak suka basa-basi, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan atau keperluannya. Kalau butuh ya cocok, tapi kalau tidak butuh ya diabaikan. Dia termasuk tipe ekstrovet dan cocok atau berbakat menjadi pemimpin," tuturnya.
Keempat, Si Damai adalah tipe kepribadian yang tidak suka ribut (damai), tidak konfrontatif, tidak suka marah, semua orang dijadikan sahabat untuk semua tipe (si gesit, si rinci, dan si kuat), mudah patuh (mengikuti situasi), mau berkorban untuk teman, mementingkan orang lain, pendengar yang baik, dan suka mengamati orang.
"Tapi, Si Damai cenderung menyembunyikan emosi, suka di belakang layar, dan tidak suka action karena takut menyinggung teman. Dia termasuk tipe introvet dan cocok menjadi 'orang kedua' seperti sekretaris atau karyawan," tambahnya.
Nah, kata praktisi komunikasi kelahiran Manado pada 4 Februari 1970 itu, pengenalan terhadap tipe kepribadian itulah yang akan menentukan cara berkomunikasi yang cocok dan akhirnya membuat seseorang bisa sukses dalam berkomunikasi dengan orang lain. "Dalam berkomunikasi, Si Kuat harus menahan diri dan fleksibel. Jangan serba pokoknya atau harus begini-negitu. Jangan terlalu dominan supaya orang lain tertarik," tegasnya.
Untuk Si Rinci, cara berkomunikasinya jangan terlalu banyak perhitungan atau berhati-hati, jangan mudah sensitif, rileks dalam mengatur rencana, dan jangan ragu dengan kemampuan supaya teman tidak menjauh.
"Lain lagi dengan Si Gesit, dalam berkomunikasi jangan terlalu mau serba cepat karena tidak semua orang itu secepat kita, cobalah berbuat dengan planning (perencanaan) dan jangan tergantung kepada situasi. Hati-hati dalam berkomentar dan jangan ikuti perasaan, tapi pikirkan perasaan orang lain. Realistislah dan jangan banyak keinginan," tandasnya.
Untuk Si Damai, cara berkomunikasi yang baik adalah jangan banyak bertanya, karena akan sulit mengambil keputusan, tapi ikuti apa kata hati. "Si Damai jangan nrimo (serba menerima) dan majulah kalau ada kesempatan agar bisa berkembang, maksimalkan potensi," pungkasnya.